
Invalid Date
Dilihat 48 kali

Kelompok Mentari Desa Tune Lestarikan Tradisi Pewarnaan Benang Alami! Warna-warni alam kembali menghiasi Desa Tune, Kecamatan Tobu, Kabupaten Timor Tengah Selatan! di Kelompok Mentari Desa Tune, pada tanggal 11 November 2025, menggelar kegiatan pewarnaan benang tradisional yang melibatkan lintas generasi. Mama Rosmala Olla (60 tahun), Yublina Liem (68 tahun), Veronika Olla (57 tahun), Fince Polly, Henderina Polly, Marselina Mella, Aplonia Bay, Onya B. Olla, Petronela M. Talan, dan Olifat Kebkole tampak bersemangat mengolah bahan-bahan alami menjadi pewarna yang memukau. Tak ketinggalan, bapak-bapak seperti Yosefat Oematan, Th. Talan, dan Ayub Mella turut memberikan dukungan penuh. Menurut mama-mama Kelompok Mentari, pewarna alam adalah kunci untuk melatih perempuan masa kini, khususnya dalam pemberdayaan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Pelatihan ini membuka peluang wirausaha baru sekaligus menjaga warisan budaya lokal. Tujuan utama penggunaan pewarna alam untuk tenun adalah menciptakan produk yang unik dan bernilai estetika tinggi, melestarikan warisan budaya tekstil, serta mengurangi penggunaan pewarna sintetis yang berbahaya. Pewarna alami juga bisa meningkatkan nilai jual produk tenun dan mendorong industri tekstil berkelanjutan. Arid E. P. Oematan, seorang pencinta budaya, menambahkan bahwa pewarna alam adalah bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan kearifan lokal. Motif dan warna yang dihasilkan sarat akan makna simbolis. Yuliana Sonbai, yang setia mendampingi Kelompok Mentari, menekankan pentingnya menghidupkan kembali tradisi pewarna alam benang. Upaya ini merupakan langkah nyata melestarikan warisan budaya Indonesia yang kaya, terutama tradisi tenun yang diwariskan secara turun-temurun. Petronela Talan menjelaskan bahwa proses pembuatan pewarna alam dan aplikasinya pada tekstil adalah pengetahuan yang diwariskan secara turun-temurun, khususnya melalui garis perempuan. Keterampilan ini bukan hanya warisan budaya, tetapi juga bentuk pemberdayaan ekonomi dan ekspresi artistik bagi perempuan. Keahlian mereka mengolah bahan alam menjadi karya seni bernilai tinggi adalah penghargaan atas dedikasi dan kreativitas mereka. Pewarna alam menghasilkan produk yang estetis dan mengandung nilai budaya, lingkungan, dan sosial yang mendalam, terutama dalam menghargai peran perempuan dalam pelestarian warisan tersebut. Harlenci Tampani, Ketua PKK Desa Tune, mengatakan bahwa pewarna alam menghasilkan warna yang lembut, kaya, dan memiliki kedalaman yang unik. Warna yang dihasilkan khas dan tidak selalu seragam sempurna, memberikan karakter tersendiri pada setiap produk. Onya B. Olla menambahkan bahwa seseorang yang mengenakan pakaian adat menunjukkan penghargaan terhadap warisan budaya dan pemahaman akan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini bisa diinterpretasikan sebagai kedewasaan kultural. Pakaian adat adalah simbol identitas. Mengenakannya dengan bangga dapat mencerminkan kematangan seseorang dalam menerima dan memegang teguh identitas budayanya. Dalam banyak upacara adat, pakaian tertentu dikenakan oleh tokoh-tokoh penting atau pemimpin, melambangkan status dan ketokohan. Mama-mama Kelompok Mentari berharap, kedepannya mereka bisa menjadi pelatih bagi generasi muda. Penulis: Administrator



Bagikan:

Desa Tune
Kecamatan Tobu
Kabupaten Kab Timor Tengah Selatan
Provinsi Nusa Tenggara Timur
© 2025 Powered by PT Digital Desa Indonesia
Pengaduan
0
Kunjungan
Hari Ini